KONTEN MATERI:
Tulisan ini merupakan esai motivasi yang saya tulis 500-550 kata untuk diusulkan sebagai syarat pendaftaran Program Pamong Pelopor Sariswara (PPS).
OLEH:
Dimas Ario Sumilih
Saya pahami keunggulan peradaban bangsa bertolak dari bagaimana bangsa tersebut menghargai dan menyinergikan pemikiran leluhur bangsanya. Pemikiran leluhur merupakan modal dasar yang bernilai adi luhur. Pemikiran leluhur diperoleh dari kompleksitas pengalaman, pengetahuan, dan hasil olah daya pikir dan rasa yang secara kolektif dibangun oleh leluhur-leluhur bangsa. Pemikiran leluhur diwujudkan dalam berbagai bentuk, misalnya: tertulis dalam prasasti, kitab-kitab, naskah-naskah, dan lain-lain. Dapat pula tergambarkan dalam cap-cap tangan maupun lukisan-lukisan di gua yang menunjukkan eksistensi ragam kehidupan masyarakat purba, relief-relief pada batu-batu besar megalitikum, dipahatkan pada dinding candi-candi maupun bangunan lain. Demikian pun dapat berupa artefak lainnya.
Di samping wujud artefak. pemikiran leluhur bangsa terwujud melalui aktivitas pola perilaku tata kelakuan, adat sopan santun, tatanan norma dan nilai perikehidupan. Ini merupakan modal sosial dan budaya, diwariskan oleh leluhur bangsa kita. Sarana yang digunakan antara lain: khasanah folkore, tradisi lisan, permainan tradisi lokal, ragam seni sastra. Di samping itu, aspek-aspek teknofak merupakan bentuk pemikiran leluhur yang perlu ditelusuri dan pelajari. Aspek-aspek teknofak antara lain, pengetahuan manfaat tanaman-tanaman, cara bercocok tanam, mengolah lahan, penangkapan ikan, bahan baku dan membuat kapal, teknik membangun bangunan, arsitektur, teknik alat-alat kesenian dan cara memainkannya, dan lain-lain.
Pemikiran-pemikiran leluhur yang diwujudkan dalam berbagai bentuk tersebut memiliki jangkauan visi dan misi mencipta dan membangun peradaban bangsanya. Karena itu, kita sebagai generasi penerus memiliki tanggung jawab turut mengisi dan menjunjung tinggi harkat martabat bangsa. Diakui dan disadari belum banyak warga bangsa kita di Indonesia saat ini yang memiliki kesadaran dan peduli akan buah pemikiran leluhur kita yang adi luhur. Ini menjadi keprihatinan kita, apalagi ditunjang dengan tantangan globalisasi dan keunggulan teknologi digital era teknologi industri 4.0
Diketahui bahwa kemajuan dan keunggulan yang dicapai saat ini secara global dan tentu saja akan terus berkembang seterusnya seiring dinamika IPTEKS memiliki dampak positif maupun negatif bagi sendi-sendi kehidupan bangsa dalam membangun peradaban bangsanya, yaitu bangsa Indonesia. Aspek-aspek negatif perlu dlakukan antisipasi (preventif). Dampak negatif bukanlah suatu hambatan, melainkan tantangan yang harus dihadapi dan dipersiapkan dengan masak. Oleh karena itu, kunci penyelesaian masalah yang saya pahami adalah dengan kembali bertolak dari pemikiran leluhur bangsa kita sendiri yang secara estafeta harus kita perjuangkan.
Dua hal penting yang saya ungkap di atas, yaitu: (1) menghargai pemikiran leluhur bangsa dan (2) menyinergikannya dalam kehidupan masa kini (aktualisasi dan kontekstualisasi). Upaya yang pertama, harus kita gali, telusuri, ungkap, dan publikasikan melalui kajian dalam berbagai macam sudut pandang keilmuan, pendekatan cara berpikir, teknik metodologis, serta sarana dan prasarana. Sementara itu upaya kedua merupakan langkah tindak lanjut yang harus diwujudkan melalui langkah strategis untuk menciptakan sinergisitas hasil penggalian, penelusuran dan pengungkapan serta publikasi pemikiran leluhur bangsa dengan kehidupan aktual dan kontekstual dalam ruang lingkup dan waktu kekinian. Diketahui pula bahwa kita memiliki kekayaan yang menunjukkan keragaman kearifan lokal dari Sabang hingga Merauke.
Uraian di atas menunjukkan minat saya, dan melalui pengembangan metode sariswara gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara, upaya-upaya tersebut dapat diwujudkan. Wiraga, wirasa, dan wirama dalam tatanan yang terpadu dan holistik adalah metode sariswara, merupakan jurus jitu langkah strategis mencipta peradaban unggul bangsaku. Karenannya saya berminat, termotivasi mengikuti program Pamong Pelopor Sariswara (PPS). Melalui keikutsertaan program ini saya berharap mampu mengembangkannya seiring dengan tugas dan kewajiban utama tridharma perguruan tinggi yang melekat pada sariswara dalam pendidikan-pengajaran, penelitian-pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.//
das.09082021
4 Komentar
Mantap Pak.. essai sebagai motivasi dalam mengikuti sariswara sebagai salah satu perwujudan dalam mencipta peradaban...
BalasHapusBaik, terima kasih Bu Rofiana. Kita awali dengan memotivasi diri sendiri. Selalu semangat dan salam sehat, nggih Bu. Monggo, matur nuwun.
Hapus"menciptakan sinergisitas hasil penggalian, penelusuran dan pengungkapan serta publikasi pemikiran leluhur bangsa dengan kehidupan aktual dan kontekstual dalam ruang lingkup dan waktu kekinian" mantap sepakaaat pak Dimas
BalasHapusBetul, hal ini penting agar kita menggapai harapan dan cita-cita luhur untuk kemajuan dan peradaban bangsa kita. Terima kasih Bu Shopi.
Hapus